Indonesia mempunyai berbagai macam suku dan budaya dengan ragam bahasa dan
kekayaan alam yang sangat melimpah. Beragamnya suku dan budaya menjadikan
bangsa Indonesia terkenal dengan tempat pariwisatanya baik dalam bidang budaya
maupun panorama keindahan alam sehingga membuat negara Indonesia seakan-akan
menjadi sebuah surga yang banyak diincar oleh parawisatawan baik dalam negeri,
mancanegara, maupun internasional. Seiring dengan derasnya arus globalisasi,
bangsa Indonesia seakan menjadi terlelap dengan perubahan zaman sebab banyak
sekali kekayaan alam dari tanah surga yang rampas oleh bangsa asing seperti
pertambangan PT. Freeport Indonesia (PTFI atau Freeport) di Irian Jaya,
perkebunan sawit di pulau Kalimanan, Sumatra dan Sulawesi yang sebagian besar
merupakan milik perusahanan asing sedangkan bangsa Indonesia hanya bisa terdiam
dan asyik menyaksikan kekayaan alam yang mereka punya dikuras oleh bangsa lain.
Alam seakan-akan menjadi murka dengan ketidakpedulian bangsa ini sebab banyak
bencana dan kekacauan yang terjadi diseluruh negeri seperti banjir, kemarau dan
kekeringan yang berkepanjangan yang disebabkan karena ketidakseimbang alam dan
lingkungan yang rusak akibat dari pengexploitasian sehingga membuat bumi
Indonesia yang dulunya merupakan tanah surga menjadi sebuah neraka yang penuh
dengan bencana dan kekacauan sosial seperti meningkatnya kasus korupsi dan
tindakan kriminal lainnya.
Kekayaan
bangsa Indonesia sangat beragam, dari salah satu yang telah dipaparkan
sebelumnya, bahasa daerah merupakan salah satu dari kekayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia. Indonesia memliki berbagai macam bahasa daerah yakni 748
bahasa daerah yang merupakan sebagai bahasa ibu. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa
ibu bagi kebanyakan penuturnya, ini dapat dilihat dari peresentase penggunaan
bahasa keseharian dalam berkomunikasi dan bersosialisai yaitu lebih dari 90%
warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa daerah sebagai bahasa
kesaharian mereka.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi
Republik Indonesia yang saat ini mulai meluntur dan kurang diminati dari banyak
kalangan baik pelajar maupun masyarakat umum, ini disebabkan mulai dari
kebiasaan menggunakan bahasa daerah dibandingkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa ibu dan yang menjadi faktor besarnya yaitu sebagian besar dari
persyaratan lapangan kerja yang tersedia dan program beasiswa yang ditawarkan
oleh pemerintah dan perguruan tinggi yang harus mewajibkan mempunyai penguasaan
dalam berbahasa asing seperti Bahasa Inggris, sehingga menyebabkan kecerdasan
anak bangsa dinilai dari kemampuan bisa atau tidaknya dalam penguasaan bahasa
asing tanpa melihat dari skill dan prestasi akademis yang mereka miliki.
Fakta yang menjadi sebuah bukti nyata bahwa kurangnya minat dan kemapuan
berbahsa indonesia dibandingkan bahasa asing dikalangan pelajar yaitu dapat
dilihat dari hasil belajar siswa melalui Nilai Ujian (UN). Tahun 2012 tercatat bahwa siswa SMA yang tidak lulus UN mencapai 7.579 siswa,
dari 1.524.704 peserta UN. Menurut Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh,
kebanyakan siswa jatuh di nilai Bahasa Indonesia dan Matematika.
Meskipun
Bahasa Indonesia bukan bahasa ibu, namun kesadaran akan pentingnnya menjaga,
dan memperdalami pelajaran Bahasa Indonesia perlu tetap ditingkatkan demi
mempertahankan keutuhan dan kelestarian Bahasa Indonesia di negeri sejuta
pahlawan ini. Tindakan yang dapat diterapkan yaitu menumbuhkan rasa
Nasionalisme dan kesadaran diri masing-masing individu akan pentingnnya belajar
dan menggunakan Bahasa Indonesia, baik dalam lingkungan berkomunikasi
antarsesama maupun dilingkungan skala nasional. Jika hal tersebut tidak segera
dilakukkan maka lambat laun Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan
segera tersingkirkan oleh bahasa asing.
Ada
sebuah pertanyaan besar untuk bangsa ini, “Ini Indonesia ku atau Negerinya
bangsa asing ?” itulah yang harus kita jawab sekarang, sebab seiring dengan
berkembangnya zaman dieraglobalisasi banyak sekali keadaan yang telah berubah
dari negeri tanah surga (Indonesia). Negeri Indonesia soalah berubah menjadi
negerinya bangsa asing sebab banyak sekali jati diri dari bangsa
Indonesia yang telah hilang, mulai dari bergesernya secara perlahan-lahan
Nasionalisme bangsa Indonesia terhadap Bahasa Indonesia ke bahasa asing (
Bahasa Inggris), pengexploitasian sumber daya alam dibumi Indonesia secara
besar-besaran oleh perusahaan asing dan budaya barat yang menggantikan budaya
timur sehingga sekarang ini banyak sekali masyarakat Indonesia terutama
pemuda-pemudi yang bergaya dan berpenampilan ala budaya barat dari sisi
negatifnya membawa dampak buruk seperti meningkatnya kasus-kasus kriminal,
mengundang maksiat, tindakan asusila dan lainnya.
Saat
ini banyak sekali negara-negara luar yang berusaha mempelajari bahasa Indonesia,
dengan tujuan supaya dapat berbahasa Indonesia dengan baik sehingga dapat
berkomunikasi dengan penduduk Indonesia. Banyak sekali penawaran kepada
guru-guru dan dosen pengajar Bahasa Indonesia untuk dapat menjadi tenaga
pengajar dinegeri mereka, ini menunjukan ada sesuatu yang menjadi daya tarik
bangsa asing terhadap negara Indonesia. Mungkin hal tersebut merupakan sebuah
informasi yang sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia tetapi kita sebagai
bangsa Indonesia jangan segera berpuas diri dan terlarut dalam kegembiraan
karena kita harus tetap memfilter Negeri Indonesia dari segala aspek, jangan
sampai bangsa Indonesia ini dijajah lagi oleh bangsa asing meskipun bentuk
penjajahnya secara tidak langsung dapat berupa pegexploitasian kekayaan alam, asimilasi
budaya timur kebudaya barat dan sumber daya manusia di Negeri Indonesia.

EmoticonEmoticon